Minggu, 19 April 2009

Dari Paskah Yahudi sampai Paskah Kristen; Menghayati jalan salib Kristus


By: Leonardo
Shalom aleikhem

Renungan kita pada saat sore hari ini saya beri judul “ Dari Paskah Yahudi sampai Paskah Kristen: Menghayati makna jalan salib Kristus”
Tadi pagi saya berbicara mengenai peran dan makna jabatan Yesus sebagai Imam besar atau Kohen ha Gadol serta Melkisedeq yang menjadi perlambang Kristus. Alkitab menggambarkan bagaimana makna dan peran Yesus sebagai Imam besar yang sangat esensial sekali dlam kekristenan kita.
Pada saat sore hari ini kita akan merenungkan kembali renungan yang masih berhubungan dengan karya Kristus sebagai Juru selamat kita dan maknanya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baru saja kita merayakan paskah, kita memperingati paskah untuk memperingati bagaimana Kristus memberikan hidupNya bagi kita. Namun pada saat ini kita akan mempelajari secara sekilas bagaimana latar belakang Paskah didalam Perjanjian Lama yang kemudian Paskah itu tergenapi dalam diri Kristus.
Paskah adalah sebuah hari besar yang bukan saja diperingati oleh orang Kristen, tetapi juga oleh orang Yahudi. Perayaannya sama, tapi makna di balik perayaan antara paskah Yahudi dan paskah Kristen agak berbeda, meskipun secara substansia/ intinya sama. Berbicara tentang PEMBEBASAN.
Kita akan mempelajari dahulu bagaimana makna paskah dalam pandangan Perjanjian Lama sebelum kita masuk lebih jauh tentang makna pokok Paskah itu sendiri dalam Perjanjian Baru.
Kita tahu bahwa segala sesuatu yang ditulis dalam PL adalah bayangan akan karya Kristus. Dimana penggenapannya dinyatakan pada saat Kristus ada didunia ini ketika melaksanakan misi penebusan.

Sekilas Sejarah Paskah PL

Paskah pertama kali dalam Perjanjian Lama dilakukan pada saat peristiwa Pembebasan bangsa Israel dari perbuddakan di Mesir. Kita tahu dari Alkitab bahwa umat Israel setelah zaman Yusuf ada di Mesir dan mereka di perbudak disana. Karena Janji Tuhan pada Abraham, maka Allah membebaskan orang Israel dengan perantaraan Musa.
Firaun pada waktu jaman Musa, adalah Firaun yang sangat Kejam dan Keras hati, sehingga Allah berkehendak mengeluarkan bangsa Israel dari sana, sekaligus mau membuat Firaun mengetahui bahwa hanya ada satu-satunya Allah yang sejati. Karena dalam Agama Mesir, Firaun selalu diangap titisan Sang Dewa Ra. Sehingga Allah ingin Firaun mengetahui bahwa hanya ada satu Allah yang benar dengan cara menurunkan tulah. Sepuluh Tulah. Dimana Tulah yang terakhir adalah ketika Allah mengambil nyawa setiap anak sulung manusia maupun Hewan.
Dalam konteks peristiwa inilah Allah memberikan perintah tentang perayaan Paskah. Dimana umat Israel harus menyembelih domba atau kambing yang berumur 1 tahun, jantan , tidak bercela.
Setiap keluarga harus menyembelih domba/kambing yang kemudian darahnya dioleskan pada tiang pintu disetiap rumah yang mengadakan Paskah. Pada malam ketika Tuhan menjatuhkan penghukuman atas Mesir, Rumah yang ada tanda darah kurban domba/kambing itu tidak akan mengalami penghukuman Allah berupa kematian.
Kemudian setelah umat Israel keluar dari Mesir maka Perayaan Paskah ini menjadi ketetapan yang harus dilakukan turun temurun untuk memperingati bagaimana Allah membebaskan mereka dari Mesir dengan kekuatanNya. Jadi setiap tahun umat Israel merayakan Paskah pada bulan pertama Abib/Nisan tanggal 14 bulan Yahudi yang pada bulan kita saat ini April.
Sampai saat ini orang Yahudi tetap melaksanakan Paskah. Kita juga membaca didalam Alkitab Yesus merayakan Paskah. Namun ketika Yesus merayakan Paskah, maka Yesus mengubah liturgy Paskah Yahudi yang diberi makna baru oleh Yesus yang terarah pada diri Yesus.

Paskah Kristen:
Sebuah pengangkatan ke taraf yang lebih tinggi

Sebagaimana sudah disinggung tadi bahwa perayaan Paskah Kristen adalah merupakan penggenapan atau inti dari Paskah yang dilakukan oleh orang Yahudi dalam PL.
Paskah Yahudi membicarakan aspek jasmaniah saja, Pembebasan umat Israel dari perbudakan Firaun. Hanya terbatas pada bangsa Israel. Tapi Paskah dalam PB adalah sebuah paskah Universal, pembebasan semua manusia dari perbudakan Iblis alaihi laknat/Iblis laknat atasnya. Yesus merayakan Paskah Yahudi, namun Dia juga berkata bahwa apabila sudah waktunya maka semua itu akan digenapi.
Yang digenapi adalah makna sejati dibalik sejarah paskah orang Yahudi. Bahwa perbudakan manusia yang sesungguhnya adalah bukan sekedar perbudakan jasmaniah oleh pemerintahan manusia, namun manusia diperbudak oleh Iblis dan Dosa. Dan Yesus datang untuk membawa misi pembebasan.

Kesamaan dan perbedaan liturgy perayaan paskah:
Karena Kekristenan merupakan penggenapan dari apa yang tertulis dalam PL, maka ada kesamaan-kesamaan tertentu dalam soal liturgy ketika merayakan Paskah. Ketika merayakan paskah orang Yahudi pemimpin ibadah mengangakat roti dan yang hadir mengucapkan doa dalam bahasa aram terjemahannya begini:
“Inilah roti kesengsaraan yang telah dimakan oleh nenek moyang kita di mesir. Barangsiapa yang lapar hendaklah ia datang dan makan bersama kami. Siapa yang membutuhkan hendaknya datang dan mengambil bagian dalam paskah anak domba ini. Dst…
Kemudian ada berakhat/ pemberkatan roti dan anggur, dalam iman kita sekarang kita lestarikan lewat perjamuan kudus.
Jadi secara liturginya sama, namun didalam paskah Kristen semua upacara-upacara yang dilakukan dalam PL itu menemukan hakekatnya, karemna semuanya itu hanya lambang yang mengarah kepada karya Kristus Sang Anak domba Allah sendiri.
Coba kita lihat dalam Ibrani 10:1a
“Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.

Jadi segala upacara-upacara keagamaan didalam PL itu merupakan lambang akan karya Kristus yang menjadi genap ketika Kristus datang. Karena itu jika kita baca dalam Lukas 22:19-20 disana Yesus mengubah liturgy paskah Yahudi. Misal ketika memecah roti: Seharusnya berkata inilah roti kesengsaraan yang dimakan nenek moyang kita di Mesir…. Yesus menggangkat hal ini ke taraf lebih tinggi dengan berkata inilah TubuhKu dan inilah darahKu… Jadi Yesus sedang memberikan pengertian bahwa sesungguhnya Aku adalah hakekat dari semua yang dilambangkan dalam PL.

Kesimpulan:
Jadi sangat jelas bagaimana latar belakang Paskah Perjanjian Lama yang kemudian dilestarikan oleh kita sampai saat ini namun dengan makna yang lebih tinggi dan subsatansial lagi. Yakni menjadikan Yesus sebagai pusat utama dari perayaan paskah. Tujuan saya memberikan sedikit latar belakang sejarah adalah agar kita mengerti apa sebenarnya paskah itu, bagaimana sejarahnya. Bukan kita hanya ikut-ikut datang kebaktian paskah, sekedar merayakan dapat telor. Namun lebih dari itu kita memahami apa itu paskah dan bagaimana latar belakang sejarah dari perayanan paskah ini.
Tadi pagi saya sudah mengatakan bahwa jangan kita jadi orang Kristen hanya beriman/percaya saja tanpa kita tahu sebenarnya apa yang sedang kita percayai. Sehingga iman kita tidak menjadi iman yang membabi buta. Iman yang tanpa tahu apa yang sedang diimani.
Paulus pernah berkata bahwa Aku tahu kepada siapa Aku percaya. Dengan kata lain Paulus menekankan agar umat tidak hanya percaya Tuhan, ikut ke Gereja tapi tidak tahu bagaimana kekristenan itu. Kekristenan harus dipahami secara utuh, baik itu pengajarannya yang menjadi landasan untuk sebuah pengalaman rohani.

Inti Renungan; Makna Paskah bagi kita

Saat ini kita akan masuk kedalam inti pembahasan kita yakni merenungi makna jalan salib Kristus yang terwujud lewat perayaan Paskah yang masih kita rasakan suasanya dalam minggu-minggu ini. Sebenarnya apa dan bagaimana implikasi/ makna paskah dalam realitas nyata kehidupan kita orang-orang percaya. Peristiwa Paskah bukan sekedar sebuah peristiwa memorial yang hanya kita rayakan dan kita peringati. Namun ada sesuatu di balik peristiwa itu yang tetap harus kita hidupi dalam kekristenan kita sampai kapanpun.


Pertama:
Peristiwa Paskah memiliki makna
Allah yang tak tersentuh kematian telah merasakan kematian lewat karya Kristus

Jadi yang pertama Paskah itu berarti Allah yang tak tersentuh kematian turut merasakan kematian lewat penjelmaan sang Firman yang menjadi manusia. Jadi begini, Allah adalah satu-satunya Pribadi yang ada dengan sendirinya dan hidup dengan sendirinya. Allah punya sumber kehidupan dengan sendirinya. Inilah salah satu perbedaan yang sangat mendasar dengan kita.
Lantas Paskah bermakna bahwa Allah yang tidak tersentuh kematian telah merasakan kematian bagi kita itu berarti bahwa Allah bukanlah Pribadi yang hanya tahu dan pandai berteori tentang penderitaan manusia. Kita seringkali hanya pandai berteori tentang penderitaan manusia namun seringkali tidak mewujudkan bagaimana melepaskan penderitaan manusia.
Peristiwa Paskah membuktikan bahwa Allah yang tidak tersentuh kematian itu mau ikut merasakan bagaimana rasanya mati. Allah tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa mati karena Dia adalah sumber hidup itu sendri. Satu-satunya cara bagi Allah untuk merasakan kematian adalah ketika Allah, lewat FirmanNya yang ada didalam diri Allah itu menjadi manusia, mengambil wujud daging manusia yang fana itu yang nyeri kalau tertusuk duri, yang merah kalau dicubit. Allah tidak bisa dicubit karena Dia Roh, namun Dia yang Roh mau menjadi daging lewat FirmanNya yang keluar dari diri Allah. Allah yang tidak terbatas itu menjadi terbatas demi kita. Allah yang tidak pernah haus, lapar dan ngantuk itu merasakan semuanya itu bagi kita. Sehingga lewat sengsara dan kematian Yesus, Allah yang tidak dapat mengalami maut itu ikut merasakan maut bagi keselamatan kita manusia.
Paskah berarti kepedulian Allah terhadap umatNya. Allah yang mau ADA bagi umatNya. Sebuah contoh dalam PL yang mengisahkan bagaimana gambaran kepedulian Allah pada umatNya dapat kita temukan dalam

keluaran 3:7-9
7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.

Kisah ini adalah pernyataan diri Allah kepada Musa, dimana Allah mengerti penderitaan umatNya. Dalam ayat 7 dikatakan “Aku telah memperhatikan dengan sungguh” Allah benar-benar memperhatikan kehidupan umatNya. Karena itu ditempat ini kita jangan lagi berkata bahwa Tuhan tidak memperhatikan hidup saya… saya bergumul seorang diri… TIDAK!!! Tuhan benar-benar memperhatikan saudara dan saya dengan sungguh!!! Namun kabar baiknya yang lebih baik adalah Allah tidak hanya berhenti memperhatikan saja…. Seringkali kita kan hanya berhenti pada pengelihatan… lihat ada orang susah kita lihat, ada apa kita lihat… cuman lihat saja. Namun Allah bukan pribadi yang hanya cumin lihat saja dan kasih komentar saja. Allah adalah Allah yang selalu bertindak bagi umatNya. Dalam ayat 8 dikatakan bahwa Aku telah turun!!!
Artinya apa? Artinya Aku bukan pribadi yang hanya bisa melihat kesengsaraan dan penderitaan umatKu tanpa bisa melakukan apa-apa. Aku tahu penderitaan umatKu dan Aku mau ada disana untuk memberi kekuatan dan kelepasan. Amiin!!! Itulah Allah kita. Dan inilah makna paskah bahwa Allah didalam Yesus benar-benar total merasakan keadaan kita.
Tadi pagi saya berbicara mengenai peran dan makna Yesus sebagai Imam besar itu berarti bahwa Dia adalah Pribadi yang mau perduli dengan umatNya. Coba kita lihat dalam Ibrani 4:15
““Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Menurut ayat ini Imam besar kita yakni Yesus adalah Pribadi yang dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Dalam teks aslinya adalah simpathesai yang bermakna:
“ikut merasakan dalam makna yang sepenuhnya” maksudnya begini… Jika ada rekan kita yang sedang berduka cita, kita sebagai rekan hanya bisa ikut berbela sungkawa… namun kita tidak mungkin bisa mersakan kesedihan yang terdalam dari rekan kita karena kita tidak punya kemampuan untuk itu. Tapi Yesus, bisa merasakan dalam arti yang sebenarnya. Jadi seolah-olah Yesus itu menjadi diri kita. Dia tahu bagian hati kita yang terdalam. Dia tahu rasa sakit kita ketika dihina atau dikecewakan orang lain. Dia tahu penderitaan sakit penyakit kita. Dan Dia punya kuasa untuk melepaskan kita dari semuanya itu. Dan lagi Dia bukanlah hanya Pribadi yang bisa merasakan apa yang kita rasakan tanpa bisa melakukan apa-apa. Dia adalah Pribadi yang benar-benar merasakan apa yang kita rasakan dan bersamaan dengan itu Dia punya kapabilitas/kemampuan/kesanggupan untuk memberikan jalan keluar dan menolong kita.
Karena mari kita punya iman bahwa Allah adalah Pribadi yang mau tahu dan perduli dengan keadaan kita umatNya dan Dia juga mau bergerak untuk memberi kelepasan bagi kita. Inilah makna Paskah yang pertama yakni Allah yang tidak tersentuh kematian ikut merasakan kematian bagi kita dalam Yesus.
Yang kedua
Paskah bermaka dilewatinya kita dari kematian

Makna Paskah yang kedua bagi kita adalah DILEWATINYA kita dari sesuatu yang berbau kutuk dan kematian. Sesuai dengan pengertiannya secara harafiah. Paskah dalam bahasa ibrani adalah PESAKH yang bermakna DILEWATI/passover. Dilewati dari apa? Bagi pengalaman bangsa Isarel secara histories atau sejarah ketika mereka diperbudak oleh mesir dan Allah memerintahkan perayaan paskah yang pertama seperti yang tadi sudah kita bicarakan sekilas diatas. Bahwa tanda darah dari kurban itu dioleskan pada tiang pintu. Dan ketika maut pada malam itu bregerilya untuk mencabut nyawa tiap-tiap anak sulung, maka rumah yang ada tanda darah itu Dilewati/ DI PESAKH/ Passover.
Inilah makna Paskah berbicara dilewatinya setiap umat Tuhan yang dalam hidupnya ada tanda darah Yesus yang merupakan Sang Anak Domba yang tidak bercacat dan bercela. Ketika kita menerima Dia dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dalam hidup kita maka ada sesuatu yang sedang terjadi di alam Roh. Secara tidak kasat mata, hidup kita ada tanda darah Yesus.
Sehingga sesuatu yang sifatnya lebih besar dari sekedar kematian fisik yang melanda orang-orang mesir pada waktu itu tidak akan dapat menyentuh hidup kita selama ada tanda darah Yesus dalam hidup kita. Apa itu? Kematian kekal lewat dari hidup kita, segala kutuk sakit penyakit lewat dari kita, kehancuran ekonomi lewat dari kita. Semua ini disediakan Tuhan jika kita mau menerima tanda darah Yesus dalam hidup kita.
Namun semua berkat kelepasan ini tidak akan begitu nyata dalam hidup kita jika kita TIDAK PERNAH TAHU DAN BELAJAR apa saja HAL-HAL yang sudah Tuhan sediakan dalam peristiwa paskah. Banyak umat Tuhan tidak tahu sehingga hidup mereka masih dalam kekalahan, kehancuran. Karena APA? Tipuan… yah Tipuan. Jika Iblis dapat menipu anda akan hal-hal yang sudah disediakan Tuhan bagi hidup anda maka hidup anda akan dibawah kendalinya meskipun sebenarnya kenyataannya secara hukum roh Iblis ada dibawah kuasa anda. Karena itu Tuhan pernah berkata agar kita mengetahui kebenaran dan kebenaran itu membebaskan kita. Jika anda tidak tahu bahwa oleh bilur-bilurNya kesembuhan itu tersedia bagi anda, anda akan terus merasa sakit, merasa tidak berdaya dan merasa lemah. Segala janji Tuhan tidak semua secara otomatis bekerja bagi kita ketika kita percaya. Ada jyang menjadi nyata jika kita aktifkan lewat iman dan perbuatan.
Demikian juga soal-soal jasmani, Tuhan sudah janjikan banyak hal, namun jika umatNya tidak pernah tahu kebenaran ini, mereka jatuh dalam tipuan Iblis. Sehingga mentalnya selalu segini-segini aja. Padahal Tuhan sediakan yang lebih besar dari itu.
Karena itu mari sadari bahwa peristiwa paskah itu berarti lewat tanda darah Yesus dalam hidup kita maka kita dilewati dari segala hal yang memang bukan bagian kita. Bukan bagian kita karena memang kita tidak diciptakan Tuhan untuk itu. Kematian kekal, sakit penyakit, perbudakan rohani, kehancuran. Semua ini TIDAK PERNAH ALLAH CIPTAKAN . TUHAN JUGA TIDAK PERNAH MENCIPTAKAN itu semua. Semua ini adalah produk dosa. KABAR BAIKNYA ketika ada tanda darah Yesus dalam hidupmu, hidupmu dilewati dari semua ini. Di Pesakh dari semuanya ini.
Jangan mau tinggal dalam keadaan yang Tuhan sendiri tidak inginkan itu dalam hidupmu. Ada banyak umat Tuhan betah tinggal dalam keadaan yang sebenarnya Tuhan sendiri tidak inginkan itu terjadi( Tolong jangan dikacaukan dengan pemrosesan yang terkadang Tuhan ijinkan). Kita merasa betah tinggal dalam kondisi kita yang sebenarnya hati kecil kita sendiri tidak suka.
Dengar kebenaran firman Tuhan dan temukan kebenaran yang membebaskan kehidupan saudara. Saat ini juga kebebasan itu tersedia bagi kita semua yang mau meresponi kebenaran firman Tuhan.
Saya teringat kisah seseorang yang lumpuh selama puluhan tahun, hampir 40 tahun. Suatu ketika Dia berjumpa Yesus, dan ada pertanyaan yang Yesus lontarkan yang sempat terasa aneh dalam pikiran saya.
Yesus Tanya begini: “maukah engkau sembuh?.... Saya pikir jelas orang ini mau, ngapain Tuhan tanyakn hal ini. Kemudian say abaca lagi dialog Yesus dengan orang ini. Alih-alih menjawab pertanyaan Yesus, orang ini malah menyalahkan keadaan karena tidak ada yang membantu dia untuk masuk kolam itu…. Saya renungkan hal ini dan Tuhan kasih pengertian begini.Ada orang-orang yang karena terlalu lama berdiam dalam keadaan tertentu yang akibat waktu yang sedemikian panjang tanpa ada perubahan dalam hidupnya maka orang itu telah membentuk benteng mental dalam hidupnya bahwa kondisinya sampai kapanpun akan begini-begini terus bahkan sampai aku mati akan begini terus tanpa ada perubahan. Bahkan orang seperti ini akan cenderung menyalahkan keadaan dan orang sekelilingnya.
Orang ini tidak tahu apa yang sudah Tuhan janjikan dalam firmanNya bahwa Dia adalah YAHWEH RAPHA, Tuhan yang selalu berkarya untuk menyembuhkan umatNya.
Orang seperti ini menurut Tuhan perlu digugah jiwa dan Rohnya, karena itu Tuhan Tanya… maukah kamu sembuh? Masihkah kamu percay ada harapan untuk hidupmu? Masihkah kamu yakin mukjijat itu masih ada? Yang berdiri didepanmu ini sanggup mengubah hidupmu? Jadi dengan kata lain Tuhan ingin mencubit jiwanya yang sudah dingin terhadap pemulihan itu.
Halo… apakah saat ini kita sedang dihadapkan seperti orang yang lumpuh ini? Kita mengalami sesuatu hal dalam hidup kita yang tampaknya bertahun-tahun tidak ada jalan keluar dan kita mulai membentuk benteng mental dalam pikiran kita yang membuat kita berkata: yah memang mungkin ditakdirkan seperti ini, yah memang mungkin Tuhan kehendaki dll. Sadari dan yakini serta mulai bertindak bahwa TUHAN TIDAK PERNAH menciptakan hal-hal tersebut menjadi bagian anda. Berontaklah akan keadaanmu, katakana pada Tuhan, Tuhan aku ada tanda darah Yesus dalam hidupku, aku tidak mau tinggal dalam keadaan ini, FirmanMu berkata karena tanda darahMu aku DILEWATI dari semua ini. Pemulihan , mukjijat tidak akan pernah terjadi sampai kita benar-benar mau bangkit dari keadaan mental kita yang terbelunggu dan lewat peristiwa paskah Tuhan sudah sediakan jalan keluar itu bagi kita.
Jadi peristiwa paskah yang kedua bermakna bagi kita bahwa karena tanda darah YESUS maka kita dilewati dari segala hal yang Tuhan tidak pernah ciptakan itu semua bagi kita.

Yang ketiga:
Paskah berarti kembalinya manusia kepada fitrah
Yang semula

Makna paskah yang ketiga dalam renungan kita saat ini adalah kembalinya kita manusia ciptaan Allah kepada Fithrah ciptaan kita yang semula sebagai satu-satunya ciptaan yang diciptakan menurut pola dan gambar Sang pencipta sendiri. Kambing tidak diciptakan menurut rupa dan citra Allah. Bahkan para malaikat pun tidak diciptakan menurut citra dan rupa Allah. Hanya saudara dan saya yang diciptakan menurt gambar dan rupa Allah.
Akibat kejatuhan manusia pertama dalam dosa, maka citra manusia yang dikehendaki Allah sebagai mahkota ciptaan itu telah rusak. Dan salah satu misi Paskah dari Kristus adalah mengembalikan citra diri manusia yang telah rusak akibat dosa.
Kita lihat dalam 2 kor 5:17
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dengan jelas Paulus oleh pewahyuan Roh Kudus mengatakan bahwa siapa yang didalam Kristus/percaya kepada Dia dan menghidupi hidupnya didalam Kristus, Ia adalah ciptaan yang baru. Paulus sedang menunjuk kepada ciptaan Allah yang semula yang belum dirusakkan gambarnya oleh dosa. Paulus mengatakan bahwa yang lama sudah berlalu, manusia yang rusak akibat dosa telah berlalu akibat peristiwa Paskah. Artinya Tuhan memandang kita dengan sudut yang baru lagi. Allah tidak memandang kita sebagai manusia berdosa yang harus dihukum. Allah pandang kita berharga dan indah dihadapanNya.
Lewat peristiwa paskah yakni lebih konkrit lagi akibat efek dari penebusan yang dilakuak Yesus, Allah melihat kita dengan cara yang berbeda amiin!!! Hidup kita bukan sekedar hidup biasa yang dapat dinilai secara jasmani. Hidup kita utuh jasmani dan rohani. Kita bukan manusia sembarangan lagi yang tidak berarti dan tanpa harapan.
Coba kita lihat dalam efesus 2:10-12
“10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Saya suka dengan cara Paulus mengungkapkan / membahasakan kebenaran ini dalam ayat-ayat ini.
Dalam ayat-ayat ini sangat luar biasa bagaimana Paulus oleh ilham Roh Kudus menyatakan tentang nilai diri kita saat ini dihadapan Allah. Dalam ayat 10 dikatakan bahwa kita diciptakan didalam Kristus. Ini berbicara kelahiran kembali kita menjadi ciptaan yang baru yang tidak terikat lagi dengan hukum dosa yakni maut.
Kemudian Paulus mengatakan bahwa dulu sebelum kita menerima darah anak domba Paskah yaitu Kristus, kita bukan termasuk golongan orang-orang yang berharga, bukan termasuk golongan yang berhak atas janji-janji Allah, yang bahkan kita tidak punya pengharapan apa-apa didunia. Betapa malang jika seseorang itu hidup tanpa pengharapan di dunia ini.
Namun ketika kita mengambil bagian dalam darah perjanjian itu, yakni darah Kristus, maka situasinya menjadi berubah. Paskah membuat kita kembali kepada suasana penciptaan manusia yang mula-mula yang penuh dengan kemulian.
Paskah bermakna bahwa kita kembali kepada habitat kita yang semula. Tanpa peristiwa Paskah itu ibaratnya kita tidak hidup dalam habitat kita yang asli. Misalnya jika kita taruh penguin, tau ya hewan penguin yang didaerah kutub itu tiba-tiba kita pindahkan di Indonesia, pasti dia tidak akan suka dan malah tersiksa, sekalipun dikandangnya kita pasang AC, karena dia habitatnya tidak sesuai.
Demikian juga kita manusia ciptaan Allah, ketika jatuh dalam dosa maka seolah-olah manusia itu hidup dalam habitatnya yang tidak cocok untuk dia. Maut, penyakit, kehancuran, dll akibat dosa itu bukan habitat kita. Karena itu Paskah adalah cara Allah mengembalikan manusia kepada fithrahnya yang semula, mengembalikan manusia kepada habitatnya yang semula.
SADARILAH bahwa akibat peristiwa Paskah, hidup kita tidak lagi sama, jangan memandang diri kita lebih rendah dari apa yang Allah pandang atas kita. Allah melihat ada potensi luar biasa dalam hidup kita untuk menjadi saluran-saluran kuasa Allah dalam dunia. Jangan pernah pesimis lagi memandang hidup, karena meskipun secara jasmani fisik kita di dunia ini,namun jangan pernah pikiran dan cara pandang kita diikat dengan cara-cara pikir dunia. Cara pikir dunia saat ini berkata Suram…suram…suram… tapi anda sudah kembali lagi hidup dalam habitat anda di Eden. Di Eden ada kelimpahan, ada penyertaan Tuhan, ada kehadiran Tuhan
Yakini semua ini dalam hidup kita maka kita akan lihat firmanNya itu menjadi nyata dalam kehidupan kita.
Sekali lagi makna paskah yang ktiga adalah mengembalikan kita manusia kepada fitrah penciptaan kita yang mula-mula.

Yang keempat:
Paskah berarti sebuah kontrak perjanjian antara Allah
Dan kita

Yang terakhir, Paskah adalah sebuah kontrak Perjanjian antara Allah dan umatNya. Lewat peristiwa Paskah dalam Perjanjian lama, Allah sedang mengikat Perjanjian antara orang Israel dan diriNya. Demikian juga dalam peristiwa pengurbanan Yesus dalam peristiwa Paskah Allah sedang membuat kontrak perjanjian antara Allah dan umatNya.
Perjanjian apakah itu? Matius 26:28
“28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Perjanjian yang Allah lakukan dengan kita itu bukan sekedar perjanjian hitam diatas putih dengan meterai 6ribu. PerjanjianNya adalah perjanjian dengan darah Kristus sendiri. Darah yang mahal karena menyangkut kehidupan kritus sendiri yang tiada bercacat cela.
Perjanjian ini kuat dan tidak dapat dibatalkan dengan apapun. Perjanjian itu adalah perjanjian Allah dan manusia, dimana setelah manusia mengalami/menerima penebusan maka manusia menjadi umatNya dan Allah menjadi Tuhannya. Artinya ada sebuah relationship/hubungan antara Allah dan umatNya antara Tuhan dan hambaNya, antara Pencipta dan ciptaanNya.
Dengan kata lain maka manusia yang mengikat perjanjian dengan Allah sebagai yang lebih tinggi diatasnya maka manusia tidak bisa lagi menjalani hidup dengan menggunakan caranya sendiri, manusia tidak bisa hidup dengan menggunakan metodenya sendiri. Hidup menurut dengan polanya sendiri. Manusia harus hidup dengan cara hidupNya Allah…
Petrus mengatakan bahwa kita ini bangsa yang kudus yang dipanggil keluar dari gelap menuju terangNya yang ajaib. Coba agar lebih pas kita buka aja dalam
1Petrus 2:9-10
9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Dalam ayat ini saudara dan saya dikatakan bangsa terpilih, imamat rajani dan bangsa yang kudus, punya kepunyaan Allah sendiri. Jadi sangat jelas bahwa pada intinya menurut ayat ini kehidupan kita saat ini adalah sebuah kehidupan yang baru yang terikat perjanjian dengan Allah. Bangsa yang kudus yang ingin ditekankan, Kudus dalam bahasa Ibrani adalah kadosh, artinya adalah dipisahlan/dikhususkan. Artinya Allah ingin kehidupan kita berbeda dengan cara hidup orang-orang yang tidak mau mengenal Allah, orang-orang yang tidak terikat kontrak perjanjian darah paskah.
Paulus pernah menasehatkan agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Ini adalah sebuah proses pembelajaran yang tidak pernah berhenti yang harus terus menerus dikerjakan oleh umat. Dalam PL Allah juga berulangkali menegur bangsa Israel untuk selalu belajar hidup sesuai firman TUhan. Belajar adalah sebuah proses.
Tidak ada orang Kristen yang boleh berkata aku sudah sempurna mengikuti kehendak Allah, karena dia terus menerus belajar. Saya percaya pada kelahiran kembali yang sekejap mata prosesnya, namun belajar mengenakan manusia baru setiap hari itu lain lagi persoalannya.
Saya kasih sebuah ilustrasi…
“Ada sebuah anak lelaki yang hidup dan tumbuh di jalan, dia bergaul dan berteman dengan anak-anak jalanan, preman sampai penjahat. Lingkungan itu begitu membentuk hidupnya yang tanpa sadar itu berpengaruh kepada karakternya. Cara berbicara, cara berpikir dan cara bertindak. Tanpa dia tahu ternyata anak ini adalah anak seorang konglomerat keturunan bangsawan yang semasa bayi pernah hilang karena diculik. Singkat cerita orang tuan anak ini menemukan anaknya yang kini sudah beranjak pemuda berumur sekitar 20tahunan. Kemudian sang orang Tua memboyong anak ini kerumahnya yang begitu besar dan berlimpah kemewahan. Sangat jauh berbeda dengan lingkungan dulu dia tinggal sebelumnya.
Anak ini langsung dirawat tubuhnya yang kotor, dipakaikan pakaian yang bagus, dalam sekejap mata penampilannya berubah. Yang dahulu kumal, dekil, tidak terawatt sekarang menjadi bak seorang artis yang serba cliing…
Namun orang tuanya ternyata tidak boleh cukup puas bahwa naknya ditemukan. Ada satu PR lagi apa itu??? Karakter anaknya yang terbentuk di jalan ternyata tidak ikut berubah seiring dengan posisinya sekarang…. Karakter yang keras, semaunya sendiri, kasar dan sok jagoan ,masih tetap menempel.Inilah PR bagi org tuanya yang harus mengubah/membentuk karakternya sesuai dengan karakter ayah ibunya yang terhormt.
Bukanlah ini menggambarkan kehidupan saudara dan saya. Sebelum kita kenal TUhan, hidup kita mengikuti cara-cara dunia. Sampai kita mengenal Dia, kita dibabtis dan kita menjadi manusia baru dihadapan Allah. Seperti anak tadi yang berganti penampilan. Namun karakter kita, Allah tidak menyulapnya/ Allah tidak pernah merampok kepribadian seseorang. Melainkan Dia ingin kita belajar dari hari kehari mengikuti teladan Kristus. Jadi kita yang sudah diangkat kedudukan kita menjadi anak-anakNya, menjadi istimewa dimata Allah lewat kontrak perjanjian Darah Paskah, maka kita harus hidup sesuai gaya hidup warga kerajaan Allah. Dan ini bukanlah sebuah peristiwa kelahiran baru yang terjadi dalam hitungan detik, melainkah proses dari hari kehari sampai gambaran Kristus itu sempurna dalam hidup kita.
Jadi kesimpulannya adalah Paskah bermakna sebuah kontrak perjanjian antara Allah dan kita agar kita tidak hidup lagi sesuai dengan cara dunia namun dengan gaya hidup kerajaan Allah.

Kesimpulan:

Inilah beberapa makna paskah yang bisa kita renungkan pada saat ini. Paskah adalah sebuah peristiwa histories yang mengubah jalan hidup kita selamanya jika kita mau merespon panggilan Allah lewat paskah ini.
Makna Paskah bagi kita ada 4:
1. Paskah berartri Allah yang tak tersentuh kematian merasakan kematian bagi kita…
2. Paskah berarti dilewatinya kita/ di PESAKH dalam bahasa IBrani dari kematian…
3. Paskah bermakna kembalinya kita kepada fitrah penciptaan kita yang mula-mula .
4. Paskah berarti sebuah kontrak perjanjian antara Allah dan umatNya agar umatNya hidup sesuai identitas mereka sebagai warga kerajaan Allah.

1 komentar: