Rabu, 01 April 2009

Kita akan mempelajari bersama-sama seorang tokoh yang dijadikan rujukan oleh Alkitab sebagai Bapa bagi orang-orang yang beriman. Kita semua sudah tahu siapa Tokoh itu. Dia adalah Abraham yang dihargai baik oleh ketiga agama besar di dunia ini Yahudi, Kristen dan Islam. Semua mengklaim sebagai keturunan Abraham, baik fisik mupun secara rohani.
Ada banyak hal yang sudah sering kita dengar tentang Abraham namun pada saat ini kita akan melihat kembali apa yang bisa kita pelajari lagi dari Abraham agar kita pun dapat meneladani jejak iman Abraham seperti yang sudah dikatakan dalam Alkitab agar kita mengikuti jejak iman Abraham dan juga menikmati apa yang sudah Allah janjikan bagi Abraham dan bagi keturunanNya secara jasmani maupun keturunannya secara iman/rohani yakni kita semua yang ada di tempat ini. Allah menjanjikan banyak hal kepada Abraham, baik itu keberhasilan rohani maupun Jasmani, janji penyertaan Allah didunia.
Namun sebelum Abraham dapat menikmati semua itu, Allah terlebih dahulu membawa Abraham masuk kedalam proses yang dikerjakan oleh Allah sendiri. Proses yang dilakukan Allah selalu memiliki tujuan yang baik, yang mungkin tidak dapat kita mengerti secara akal pikiran kita manusia seperti yang nanti akan kita pelajari lewat kehidupan Abraham.
Setiap kita, siapapun kita, tidak perduli dari mana kita, kedudukan kita, namun ketika kita percaya kepada Dia, menjadikan Dia sebagai Tuhan dan juru selamat kita, maka Allah mau ubah hidup kita, pola pikir kita, karakter kita yang tidak sesuai dengan keinginan dan kehendak Allah. Hal inilah yang dinamakan pembentukan karakter. Pembentukan karakter seseorang tidak bisa dipelajari dari lewat kurikulum pendidikan atau kita dapatkan lewat study apapun. Pembentukan karakter didapat dari karya Allah dalam hidup kita setiap hari, bahkan seumur hidup kita. Allah tidak pernah berhenti memproses hidup kita. Dalam bahasa Rasul Paulus, kita harus methamorphomai/transform mengalami perubahan diri secara bertolak belakang dengan keadaan kita sebelumnya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah menjadi sesuai dengan kehendak Allah. Proses ini adalah Allah yang mengerjakan menurut kehendak dan kedaulatan Allah yang pada akhirnya membawa kebaikan dalam kehidupan kita.
Satu hal lagi yang harus diingat bahwa proses Tuhan untuk merubah karakter kita tidak berhenti dalam satu malam seperti membuat kedelai menjadi tempe. Karena itu jika seseorang bertobat percaya kepada Yesus, Ia tidak serta merta berubah hidupnya, jadi tidak mudah marah, baik hati, lembut. Allah tidak pernah merampas kepribadian seseorang, justru Allah mau mengubahNya, lewat kekuatan Roh kudus, karena Allah tahu manusia tidak dapat berubah tanpa kemampuannya sendiri.
Karena itu marilah kita mau tetap percaya bahwa Allah melakukan yang baik dalam hidup kita, sekalipun apa yang kita rasakan saat ini mungkin tidak baik menurut pikiran manusia kita, tetap angkat iman kita dan katakana DIa sangat baik. Karena itu jika hidup kita sudah berjalan dalam firman, hidup dalam kebenaran Allah namun kita difitnah, kita dijelek-jelekkan, ataupun diperlakukan tidak adil dengan orang lain atau bahkan hal-hal lain yang tidak mengenakkan. Tetap semangat, Allah sedang memproses kita menjadi lebih indah.
Kembali kepada renungan kita pada saat ini mengenai Abraham tadi yang sudah kita singgung diatas. Kita akan mempelajari pengalam pemrosesan Abraham dan Allah yang bisa kita jadikan teladan dalam kehidupan kita.

Kita akan membaca dalam kejadian 22:1-14
Kita akan membaca secara bergantian dimulai dengan saya pada ayat yang pertama, saudara ayat kedua dan seterusnya.
“Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

Kita semua tahu bahwa kisah ini mengisahkan ujian iman bagi Abraham. Pada saat ini kita akan mempelajari pernyataan diri Allah kepada Abraham. Dimana Allah menyatakan diriNya sebagai Yahweh Yireh. Apa maknanya dan apakah yang harus kita teladani dari Abraham agar kita boleh menikmati janji-janji Allah yang dijanjikan kepada keturunannya. Kita adalah keturunan Abraham ketika kita percaya kepada Yesus, sehingga kitapun berhak untuk menerima berkat Abraham.
Kej 22:14
Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
wayyiqrä´ ´abrähäm šëm-hammäqôm hahû´ yhwh(´ädönäy) yir´è ´ášer yë´ämër hayyôm Bühar yhwh(´ädönäy) yërä´è

Pada saat ini kita akan sedikit study kata bahasa Ibrani untuk lebih memahami lagi makna yang terkandung dalam teks kitab suci mengenai Abraham. Sekalipun hal ini mungkin agak sulit namun saya harap kita mengkonsentrasikan diri kita sehingga kita mampu menangkap apa yang menjadi inti pesan Tuhan pada saat pagi hari ini.
Tidak banyak orang yang menyelidiki asal usul kata Yahweh Yir’eh atau Jehovah Jireh menurut lidah orang barat yang sering huruf Y bertukar jadi J seperti Yesus jadi Jesus .Kalau kita menerjemahkan secara harafiah kata Yahweh Yir’eh itu artinya adalah TUHAN/Yahweh akan memperlihatkan/ Yir’ah dari kata Ra’ah yang artinya melihat.[1]
Namun didalam Alkitab terjemahan bahasa Indonesia diterjemahkan Tuhan akan menyediakan. Terjemahan Indonesia menterjemahkan secara kontekstual dan bukan secara harafiah yang bermakna Tuhan akan memperlihatkan. Saya beri salah satu contoh: di jepang mazmur 23 diterjemahkan secara kontekstual yang mungkin membuat kita tertawa… Kalau terjemahan harafiah kita membacanya begini:
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Tetapi dalam Alkitab bahasa jepang bahasa sehari-hari ayat ini terjemahannya begini:
“Tuhan adalah managerku yang baik, Ia tahu gaji bulanan yang pas bagiku. Ia selalu memberiku hari cuti bagianku dan memberiku bonus-bonus…
Hal ini bagi kita mungkin terasa aneh dan lucu, namun bagi masyarakat jepang tidak. Masyrakat jepang adalah masyarakat perkotaan yang kurang paham bagaimana itu menggembalakan kambing, karena tanahnya sempit dan sudah dibuat perumahan dan gedung-gedung mewah. Sehingga jika alkitab mengatakan Tuhan adalah gembala, mereka kurang memahami arti dan peran seorang gembala. Namun jika Tuhan adalah managerku mereka lebih memahami. Meskipun demikian, teks aslinya dalam mazmur 23 ya tetap Tuhan gembala.
Kembali lagi pada bacaan kita dalam kejadian 22:14
Kata Yir’er / Jireh yang berarti Memperlihatkan disini bermakna memperlihatkan pertolonganNya, janjiNya, kesetianNya dan macam-macam yang berhubungan dengan sifat dan Karakter Allah.
Abraham sendiri ternyata sangat akrab dengan kata ra’ah atau melihat ini dalam perjalanan kehidupan imannya. Kita akan mempelajari dulu kata Ra’ah atau melihat ini dalam sejarah kehidupan Abraham sebelum kita meneladani sikap Abraham terhadap Allah.
Pada saat panggilannya yang pertama Allah sudah menggunakan kata Ra’ah ini untuk Abraham.
Kejadian 12:1
TUHAN berkata kepada Abram, "Tinggalkanlah negerimu, kaum keluargamu dan rumah ayahmu, lalu pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan/ ar´eºKKä kepadamu
Kata Kutunjukkan itu lebih tepat diterjemahkan keperlihatkan padamu/Ar’ekha.
Arekha dalam tata bahasa Ibrani adalah bentuk hif’il imperfect orang pertama tunggal dengan akhiran pronominal orang kedua tunggal maskulin yang makna harafiahnya adalah: AKU AKAN MEMBUAT ENGKAU MELIHAT!
Jadi terjemahan harfiahnya begini:
TUHAN berkata kepada Abram, "Tinggalkanlah negerimu, kaum keluargamu dan rumah ayahmu, lalu pergilah ke negeri yang Aku akan membuat engkau MELIHAT.
MELIHAT apa? Melihat pertolonganNya, melihat janjiNya,melihat kebaikanNya dan seterusnya.
Inilah panggilan pertama untuk meninggalkan segala sesuatu hidup masa lalunya tanpa memiliki pengetahuan masa depannya.satu-satunya yang diyakini oleh Abraham untuk dia mau pergi sesuai Firman Allah adalah bahwa Allah berjanji akan RA’AH/memperlihakan kesetianNya kepada Abraham.

YANG KEDUA

Ujian Abraham yang kedua adalah mempersembahkan anaknya yang dikasihinya ditanah Moriyah. Anehnya tempat inipun menggunakan kata RA”AH.
MORIYAH dari kata RA’AH dan YAH artinya Dilihat oleh YAHWEH.
Kita lihat kembali dalam Kejadian 22:4
Pada hari yang ketiga tampaklah oleh Abraham tempat itu di kejauhan
Bayyôm haššülîšî wayyiSSä´ ´abrähäm ´et-`ênäyw wayyaºr´ ´et-hammäqôm mëräHöq
Kata Wayyar’ah adalah Dia MELIHAT. Sekali lagi dalam ayat ini Abraham dihubungkan dengan kata kerja MELIHAT. Dan ketika ISHAK anaknya menanyakan tentang kurban bakaran Abraham menjawab singkat bahwa Allah akan RA’AH/memperLIHATkan hal itu.
wayyöº´mer ´abrähäm ´élöhîm yir´è-llô haSSè lü`ölâ Bünî.
Kata Elohim Yir’eh sama dengan Yahweh Yir’eh yang bermakna Allah akan memperLIHATkan.
Kemudian ketika peristiwa ujian ketaatan itu mencapai klimaksnya maka kembali Abraham RA’AH kesetiaan Tuhan dalam hidupnya.
Kej 22:13
Lalu Abraham memandang ke sekitarnya dan melihat seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam semak-semak. Abraham mengambil domba itu lalu mempersembahkannya kepada TUHAN sebagai kurban bakaran pengganti anaknya.

Dalam ayat ini kembali ada kata melihat yakni wayyar’a. yang dihubungkan dengan pengalaman Abraham ketika diuji imannya oleh Allah.

Teladan Abraham

Secara sekilas tadi kita sudah mempelajari bahwa kehidupan Abraham sangat akrab dengan kata Ra’ah/melihat. Sehingga Allah pun mengenalkan diriNya kepada Abraham Yahweh Yir’eh/Tuhan yang akan memperlihatkan.
Sekarang yang menjadi perhatian kita saat ini adalah hal apa yang membuat Tuhan MemperLIHATkan/me RA’AHkan diriNya baik itu berupa kasih setiaNya, pertolonganNya,berkat-berkatNya pada Abraham?

PERTAMA:
Abraham memiliki mata Rohani yang tajam

Mata rohani adalah kepekaan hati untuk mampu melihat hal-hal dari sudut pandang Allah. Hal ini memang tidak mudah namun bukanlah sesuatu yang mustahil. Mata rohani menjadi tajam dimulai dari keTAATan pada firman Allah. Sepanjang perjalanan hidupnya Abraham lebih sering menunjukkan keTAATannya pada Tuhan ketimbang pemberontakannya.
Dengan mata rohaninya Abraham bisa RA’AH negeri yang dijanjikan Allah,dengan mata Rohaninya Abraham kembali bisa RA’AH bahwa keturunannya akan seperti bintang dilangit dan pasir dilaut. Ingat semuanya perlu proses memang, namun semuanya dimulai dari keTAATan Abraham kepada Firman Tuhan sehingga hal ini membuat Tuhan memperLIHATkan/RA’AH berkat-berkatnya pada Abraham. Sehingga semasa hidupnya Abraham banyak kali mengalami RA’AH pertolonan Tuhan dan penyertaanNya. Dengan mata rohaninya Abraham mampu melihat jauh kedepan bahwa ia tidak akan terus begini,tidak akan hidup berpindah-pindah terus.
Ketika Allah menyuruh Abraham keluar dari bangsanya, saat itu Abraham punya mata rohani/mata iman yang tajam yang mampu melihat kedepan bahwa Allah adalah Pribadi yang sanggup memelihara hidupnya dalam kondisi apapun. Abraham percaya bagi Allah tidak ada tanah basah atau tanah kering. Bersama Tuhan, dimanapaun kita ada selalu ada berkat. Amiin. Itu yang diyakini Abraham.
Demikian juga ketika Allah perintahkan Abraham untuk mengurbankan anaknya Ishak, Abraham tidak memandang ini adalah akhir pertemuannya dengan Ishak, Abraham mampu melihat dengan mata imannya bahwa Ishak tetap akan bersamanya.


coba kita baca dalam kejadian 22:13
“Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

Yang menarik dalam teks Ibrani menoleh/ Nasa itu bermakna kata kerja aktif yang lebih tepat diterjemahkan Abraham menoleh untuk mencari. Dari sini kita bisa melihat bahwa Abraham yakin bahwa Allah akan memperLIHATkan/RA’AH pada Abraham pertolongannya. Sebagaimana yang sudah dikatakannya kepada Ishak bahwa Allah akan RA’AH/memperLIHATkan anak domba untuk korban bakaran tersebut.
Disini kita dapat melihat bahwa Abraham memiliki mata iman bahwa dia pasti melihat pertolongan Allah, belas kasihan Allah dalam hidupnya. Hal inilah yang harus kita teladani dari kehidupan Abraham. Ketika kita dalam perumulan, tantangan apapun dalam hidup kita.
Mari kita memliki mata iman. Tidak memandang kepda keadaan sekeliling kita. Pandang kepada janji Allah yang sanggup mengubah keadaan apapun dihadapan kita. Abraham ketika dijanjikan seorang anak, secara fisik pada umur seratus tahun Abraham tidak memiliki daya apapun, Alkitab katakana buah zakarnya sudah mati, Sarah juga sudah menopause. Secara medis amat sangat tidak mungkin memiliki seorang anak. Tetapi Abraham tidak mengarahkan matanya kepada keadaan-keadaan ini. Dia arahkan mata rohaninya kepada janji Allah. Akhirnya Abraham memperoleh dari Tuhan sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan dalam hidupNya.
Karena mari kita arahkan mata iman kita/ mata rohani kita kepada janji Allah. Mempercayai Allah dengan sepenuh hati kita. Seringkali kita tidak bersikap seperti Abraham. Seringkali kita percaya jika pikiran kita/ logika kita dan keadaan sekeliling kita mendukung untuk itu. Namun jika pikiran kita dan keadaan sekeliling kita tidak mendukung kita tidak mempercayai Allah. Iman adalah meletakkan pikiran dan kemampuan kita dibawah kaki Tuhan dan meyakini bahwa Dia sanggup melakukan apapun jauh melampaui apa yang dapat kita pikirkan.
Biarlah senantiasa doa kita seperti pemazmur dalam kitab
Mazmur 119 :18
“Singkapkanlah mataku agar aku memandang keajaiban-keajaiban dari firmanMu

kata keajaiban/pele berbicara hal-hal yang supranatural dari TUHAN. Artinya kita akan sering diijinkan Tuhan untuk mengalami merasakan dan RA’AH/melihat hal-hal yang luar biasa dan ajaib dalam setiap langkah hidup kita asalkan kita mau hidup dalam firman Tuhan. Hal inilah yang dialami oleh Abraham dalam kehidupannya. Dalam ayat ini kata keajaiban itu dalam bentuk jamak, artinya banyak keajaiban yang akan Tuhan perlihatkan pada kita yang mau hidup taat pada firmanNya. Tidak peduli siapapun kita.sayapun yang mungkin menyampaikan firman tapi tidak taat ya Tuhan tidak akan memperlihatkan keajaiban-keajaiban.Sebaliknya bagi kita yang mau TAAT maka keajaiban pertolonan Tuhan itu selalu ada bagi kita.

YANG KEDUA:
Abraham memiliki hati yang menempatkan Allah lebih utama dari segala miliknya

Kejadian 12:4
“Lalu pergilah Abraham SEPERTI yang difirmankan TUHAN kepadanya”
Sebelum dipilih Allah dan dipanggil keluar oleh Allah Abraham bukanlah seorang pengangguran ataupun seorang pribadi yang tidak sukses menurut
ukuran jaman itu. Menurut tradisi Yahudi dalam kitab Talmud sebelum dipanggil keluar dari Ur-Kasdim Abram memiliki bisnis keluarga yang sangat berhasil. Ini bukan kitab suci tapi sekedar tradisi Yahudi yang memberikan kita informasi diluar kitab suci tentang sosok Abraham.
Sekarang anda bayangkan bahwa kita semua adalah Abraham yang sukses dalam bisnis dan kehidupan kita sampai tiba-tiba ditengah kita menjalani kehidupan sukses kita Allah meminta kita untuk pergi dari semua bisnis itu.Bukan hanya berhenti namun juga pergi dari kota dimana kita tinggal tanpa kita ketahui arah tujuan kita. Bukan hal yang gampang untuk dilakukan. Barangkali kita akan doa puasa minta peneguhan Tuhan dan lain-lain. Namun Abraham tidak bertanya-tanya,berbantah-bantah lagi dengan Tuhan melainkan dia langsung pergi sesuai dengan yang difirmankan TUHAN kepadanya.
tidak berlebihan kalau Abraham dijuluki bapa orang beriman karma tindakan imannya.
Abraham tidak memperdulikan lagi prospek bisnisnya dan usahanya namun dia tinggalkan semua. Mungkin bodoh bagi dunia ketika melihat tindakan Abraham. NAMUN disinilah Allah Ra’AH/melihat bahwa Abraham lebih terpaut hatinya pada Allah ketimbang apa yang DIMILIKINYA (kedudukan,harta,dll). Dia yakin bahwa sesuai janjinya bahwa Allah akan membuat Abraham RA’AH kasih setiaNya. Bagi Abraham itu lebih penting dari semuanya.
Bagaimana dengan kita? Saat ini mungkin kita tidak diperintahkan Allah untuk meninggalkan semuanya harta ataupun kedudukan kita. Yang jelas Allah hanya ingin agar kita
Titus 2:12
rahmat Allah itu mendidik kita supaya tidak lagi hidup berlawanan dengan kehendak Allah dan tidak menuruti keinginan duniawi. Kita dididik untuk hidup dalam dunia ini dengan tahu menahan diri, tulus dan setia kepada Allah.
Kata meninggalkan itu ARNEOMAI, kata ini dalam tata bahasa Yunani semuanya berbentuk perintah aktif secara sadar yang bermakna bahwa kita harus meninggalkan segala keinginan-keinginan itu dengan kesadaran dalam diri kita. Bukan sekedar hanya karna dorongan orang lain. Namun keikhlasan secara pribadi untuk melepaskan semua meskipun mengenakkan bagi kedagingan kita.
Hal ini sama dengan Abraham,dia juga merasa enak tinggal ditempat asalnya ketimbang harus hidup sebagai orang asing yang asing segalanya,baik bahasanya,budayanya.Belum lagi dia hidup berpindah-pindah dari Haran-kanaan-Bethel- ketanah negeb-mesir-tanah negeb dst. Kalau baca cerita ini sih gampang. Coba pikir sejenak,Abraham harus menata kembali kemahnya, dipasang, dicopot, dipasang. Belum lagi cari tempat yang tidak panas mungkin agar tidak terlalu panas kena terik matahari diwaktu siang. Inilah perjalanan Abraham, namun dia menjalani dengan iman dan percaya pada Tuhan.
Jadi dibanding Abraham bukankah apa yang diperintahkan Allah terlihat lebih gampang bagi kita? apalagi Dia menjanjikan RK tinggal dalam hati kita sebagai Penolong.
Namun seringkali kita tidak mau meninggalkan semua beban dosa dan hal-hal yang tidak berkenan dihati Allah. Bagaimana kita mau Allah RA’AH/memperlihatkan semua janji-janji kesetianNya dalam hidup kita? Ambillah langkah iman, kurbankan semua keinginan-keinginan daging kita yang tidak berkenan dihatiNya dan itu akan menjadi persembahan yang harum bagi Dia dan kita akan RA’AH pertolongan dan janji kesetian TUHAN dalam hidup kita.

Yang ketiga
Abraham punya hati Bapa yang perduli dengan kerohanian
Dan keselamatan anaknya dan keluarganya


Kejadian 19:27-29
Dalam ayat 27 dihadapan TUHAN dalam bahasa Ibrani ´et-Pünê yhwh(´ädönäy) adalah kiasan untuk berdoa/berkomunikasi dengan Tuhan. Kisah ini adalah kisah penghancuran Sodom dan Gomora dimana sebelum itu terjadi Abraham telah bersyafaat untuk kota Sodom dan Gomora dimana dikota itu ada keponakan yang dikasihinya yang bernama LOT. Setelah peristiwa penghancuran itu dikatakan dalam ayat 27 bahwa Abraham Syakam/ bukan sekedar pagi-pagi namun arti harafiahnya adalah bangun lebih awal dari kebiasaannya. Hanya untuk menghadap Tuhan untuk mengetahui tentang keselamatan keponakannya LOT.
Sungguh luar biasa kepedulian Abraham kepada sanak saudaranya. Bukan sekedar memntingkan kepentingan kesalamatannya sendiri namun juga keselamatan dari orang lain.
Dalam ayat 29 dikatakan bahwa Allah Yizkor et Abraham ingat pada Abraham, ingat apa?ingat ketulusan doa syafaat Abraham yang dinaikkan pada Allah sebelum peristiwa penghancuran itu. Ingat saudara bahwa kita tidak pernah tahu sudah berapa banyak doa-doa kita menyelamatkan nyawa atau hidup orang lain dari kehancuran. Karena itu jangan berhenti untuk berdoa bagi orang lain.karena kita tidak pernah tahu pada saat kita berdoa untuk seseorang ternyata pada saat itu orang yang kita doakan sedang menghadapi suatu masalah dalam hidupnya.
Kita lihat lagi kepedulian Abraham akan masa depan kerohanian dan keselamatan anaknya dalam Kejadian 24:2-3
ini kisah mengenai Abraham yang memberi tugas untuk mencarikan seorang Istri bagi Anaknya Ishak. Abraham tahu bahwa keluarga itu sangat penting dan memilih pasangan hidup yang benar itu juga sangat penting bagi masa depan,kebahagiaan bahkan diatas itu semua adalah kerohanian dan keselamatan anaknya ishaq yang merupakan anak terjanji dari Tuhan untuk menurunkan keturunan-keturunan yang takut akan Tuhan.
lö´-tiqqaH ´iššâ libnî miBBünôt haKKüna`ánî demikian kata Abraham kepada hambanya sebagai persyaratan istri untuk anaknya Ishaq. Bannot hakkana’ani adalah anak perempuan orang-orang kanaan. Jadi disini bukan hanya wanitanya/anaknya saja namun juga orang tua wanita kanaan tersebut. Artinya Abraham sama sekali tidak mau lagi berurusan dengan orang Kanaan. Jangan kita menganggap hal ini bahwa Abraham Rasialis,membeda-bedakan suku atau merendahkan martabat suku lain. Tidak! Kita harus lihat latar belakang sejarah dan kebudayaan serta cara hidup orang Kanaan untuk bisa memahami kenapa Abraham tidak mau anaknya beristrikan orang Kanaan.
Menurut penelitian arkeologi ternyata budaya Kanaan itu berdasarkan atau sama dengan Babel yang nota bene tempat yang sama dengan Abraham dulu. Abraham tidak ingin Ishaq menjalani kehidupan Babel yang tidak berkenan kepada Allah dimana Abraham dipanggil keluar darisana masak anakku akan kukenalkan kembali dengan kehidupan Babel yang penuh dosa,demikian pasti yang dipikirkan oleh Abraham. Kemudian ternyata orang kanaan itu Matahari menyembah Ilah yang lain selain Yahweh yakni Dewa Syamas dan Nanna dewi bulan Nanna. Abraham tahu bahwa seringkali Istri ikut berperan dalam kepercayaan suami. Abraham kwatir bahwa Ishak akan ikut-ikutan menyembah berhala.
Dalam kej 24:6 Abraham berkata kepada hambanya:
Agar pen tasshib/tidak membawa kembali Ishak kesana. Maksudnya bukan hanya berbicara secara sempit kesana adalah sebatas wilayah/teritori atau daerah.
Namun lebih bermakna cara hidup/life style. Artinya Abraham tidak ingin anaknya hidup dalam kehidupan yang tidak berkenan kepada Allah. Abraham sangat tidak menginginkan kebinasaan anaknya.
Karena Allah melihat/RA’AH hal-hal ini dalam hati Abraham maka Dia mempercayakan banyak keturunan kepada Abraham dan RA”AH banyak kali kasih setianya kepada Abraham.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita peduli dengan keselamatan orang lain? Anak kita,saudara kita atau siapapun itu yang mungkin kita kenal dan kita tahu hidup dalam keadaan kritis secara rohani? Marilah kita mau peduli dengan keselamatan orang lain agar Allah RA’AH itu dalam diri kita dan mengangap kita melakukan hal yang baik sehingga IA akan MemperLIHATkan kasih setiaNya dalam kehidupam kita semua.
Sebagai ayat terakhir mari kita buka dalam
Mazmur 34:9
ta`ámû ûrü´û Kî-†ôb yhwh(´ädönäy) ´ašrê haGGeºber yeHésè-Bô
“ Rasakan dan RA’AH/lihat bahwa TUHAN itu sangat baik, berbahagialah orang yang menaruh percaya padaNya.”
AMIIN!



























[1] Tata bahasa orang-orang timur tengah seperti Ibrani dan Arab itu dibentuk dari huruf konsonan saja dan bisa berubah vokalnya tergantung dari posisinya dalam kalimat. Misalnya: Kitab, konsonannya adalah KTB artinya buku. Tapi tempat menulis disebut Maktab(KTB tetap ada), terus kata perintah tulislah UKTUB(KTB tetap ada), terus dia laki-laki menulis KATABA. Jadi satu kata bisa berubah-rubah tergantung dari posisinya dalam kalimat. Demikian juga bahasa Ibrani. Akar kata melihat itu RA’AH, kemudian kalau Dia akan memperlihatkan itu YIR’EH seperti gelar Allah, YAHWEH YIR“EH

1 komentar:

  1. Roulette casino site - Lucky Club
    Roulette online is the safest and fastest way to gamble online. roulette is not an online casino or casino but rather luckyclub.live a real-time roulette wheel.

    BalasHapus